The Other Side of Me: Trip Sumbawa

Sunday, May 29, 2016

Trip Sumbawa

Baru sempet nulis di blog.
Long weekend 5-7 Mei 2016, kami mengunjungi Sumbawa. Kenapa Sumbawa? Kenapa tidak ke Bali atau di Lombok aja? Bali terlalu mainstream untuk didatangi sewaktu long weekend dan pasti bakal penuh sesak. Lombok juga sekarang sudah seramai Bali kalau libur panjang. Lagipula, kapan lagi ke Sumbawa kalau tidak sekarang? Mumpung masih di Lombok, dekat tinggal nyebrang.


5 Mei 2016
Hutan sepanjang jalan di Sumbawa Barat
Kami berangkat hari Kamis, 5 Mei 2016 dari Mataram pukul 10,00 WITA. Sampai di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur sekitar pukul 12.30. Menunggu kapal lumayan lama untuk nyebrang. Tiba di pelabuhan Poto Tano, Sumbawa, sekitar pukul 15.30, langsung melanjutkan perjalanan ke Pulau Bungin. Keluar dari Pelabuhan Poto Tano, kami dibuat takjub dengan apa yang kami lihat. Sepanjang jalan sepiiii dan kanan-kiri hutan/sawah/kebun. Selama tiga hari keliling Sumbawa Barat, seperti itulah jalan yang kami lewati. Naik turun bukit dan hutan di kanan kiri. Jarak antar pemukiman penduduk sangat jauh.

Pulau Bungin
Rumah-rumah di Pulau Bungin
Perjalanan ke Pulau Bungin ini melewati perkampungan dengan jalan setapak yang berlubang-lubang. Pulau Bungin merupakan pulau terpadat di dunia (katanya sih gitu). Pulau ini penuh dengan pemukiman penduduk, hanya menyisakan jalan yang kecil saja. Rumahnya saling berdempetan, dan berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Kenapa rumah panggung? Ya karena dekat dengan laut, biar tidak kemasukan air kalo lagi pasang. Luas pulau ini terus bertambah karena terus direklamasi untuk membuat rumah-rumah baru. Penduduk pulau ini adalah Suku Bajo yang berasal dari Sulawesai Selatan, yang melakukan pelayaran dan akhirnya menetap di Sumbawa ini. Ke Pulau Bungin tidak perlu menyebrang, karena ada jalan yang menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau Bungin, bisa dilewati mobil.

Ikannya gede-gede
Mata pencaharian mayoritas penduduk Pulau Bungin adalah nelayan, karena memang dekat dengan laut. Pemandangan dari Pulau Bungin juga cantik. Sebelum berangkat, sempat googling tentang pulau ini, dan katanya kambing di pulau ini makan kertas dan plastik! Ini disebabkan karena kurangnya rumput/tumbuhan untuk pakan ternak, jadi ternak di sini makan apa saja yang dijumpai. Tapi kemarin tidak sempat menemukan kambing makan kertas, sih. Kami tidak lama di Pulau Bungin karena hari sudah petang, jadi kami langsung melanjutkan perjalanan ke Taliwang, ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Kami menginap di Hotel Grand Royal Taliwang. Hotelnya besar tapi gelap, spooky, mana mahal lagi.

6 Mei 2016
View di dermaga entah apa namanya
Esok harinya kami melanjutkan perjalanan ke Sekongkang, tujuannya adalah ke Pantai Sekongkang. Di tengah jalan, kami menemukan pemandangan yang cantik, sebuah dermaga yang kami tidak tahu apa namanya. Kami memutuskan untuk berhenti sejenak di dermaga tersebut dan langsung disambut oleh panaaaass matahari yang menyengat. Setelah puas foto-foto kami melanjutkan perjalanan ke tujuan kami, Sekongkang. Namun, sampai di Sekongkang kami tidak ketemu mana yang namanya Pantai Sekongkang, bahkan sampai nyasar ke Newmont. Setelah muter-muter menyusuri hutan (iya, jalan di Sumbawa Barat emang hutan semua), akhirnya kami memutuskan untuk ke Maluk sekitar 20 menit dari Sekongkang.

Pantai Maluk
Sewaktu kami di sana suasana sekitar pantai ramai, banyak orang yang datang, tetapi mereka hanya makan di tempat makan yang ada di sana, atau hanya duduk-duduk di tempat teduh. Maklum, waktu menunjukkan pukul 13.00 WITA. Di sana terdapat fasilitas bermain anak-anak, seperti ayunan, perosotan, dll, tetapi kondisinya kurang terawat. Pantainya bagus, dengan pasir putih berbentuk merica dan air laut yang biru jernih. Setelah puas panas-panasan di Pantai Maluk, kami mencari penginapan. Kami memutuskan kembali ke Sekongkang dan menginap di sana, karena kami lihat banyak penginapan di daerah Sekongkang dengan view pantai. Kami menginap di Rantung Beach Hotel. Walaupun sepi tapi hotelnya bersih dan nyaman dengan pemandangan laut di depan kamar.

Sunset di Pantai Rantung
Kami menghabiskan sore di Pantai Rantung, menanti matahari terbenam di balik bukit. Sunset-nya bagus banget. Pantai Rantung ini unik. Di pinggir pantai terdapat hamparan batu dan juga karang. Sebenarnya ombak di sini gede, tapi karena terhalang hamparan karang jadi hanya ombak kecil yang sampai di pinggir pantai. Sekongkang memang terkenal sebagai tempat favorit untuk surfing. Kebanyakan yang ke sini adalah wisatawan mancanegara. Pasir di Pantai Rantung berwarna campuran hitam dan putih. Kami benar-benar menikmati waktu kebersamaan kami di Pantai Rantung, karena memang hanya ada kami berempat di sini, serasa pantai pribadi.



7 Mei 2016
Pulau Kenawa
Padang rumput dan bukit di Pulau Kenawa
Kami berkemas untuk kembali ke Lombok. Perjalanan kembali ke Pelabuhan Poto Tano berjalan lancar, seperti sewaktu kami datang. Memang sangat jarang kami menjumpai kendaraan yang lewat sepanjang jalan, hanya satu dua, kecuali jika sudah masuk daerah pemukiman penduduk. Sebelum kembali ke Lombok masih ada satu tempat lagi yang kami datangi. Pulau Kenawa. Letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Poto Tano. Keluar dari Pelabuhan Poto Tano, di kiri jalan terdapat dermaga pennyeberangan menuju Pulau Kenawa dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Perjalanan dari dermaga ke Pulau Kenawa menggunakan kapal nelayan membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Pulau Kenawa adalah pulau kecil tak berpenghuni. Daratan di Pulau Kenawa berupa padang rumput dan ada sebuah bukit, cantik sekali. 


Pantai di Pulau Kenawa
Pulau Kenawa tidak kalah bagus dengan gili-gili di Lombok. Pasir pantai yang putih bersih dan air yang biru jernih benar-benar memanjakan mata. Pulau Kenawa juga sering dijadikan tempat camping. Pengen juga camping di sana, pasti seru. Hanya saja, wisatawan yang datang ke sana masih kurang sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, atau setidaknya tidak membuang sampah sembarangan. Sayangnya, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WITA dan kami harus bergegas kembali ke Lombok biar tidak kemalaman. Padahal sebenarnya masih ada satu tempat lagi yang ingin kami datangi, Pulau Paserang. Konon katanya, Pulau Paserang lebih bagus dari Pulau Kenawa. Kapan-kapan kami pasti kembali ke sana dan ke Pulau Paserang. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Poto Tano untuk menyeberang ke Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur. Kami sampai di Pelabuhan kayangan pukul 16.00 WITA dan melanjutkan perjalanan ke Kota Mataram. Sampai di Mataram pukul 19.00 WITA, sempat ketemu macet sebentar karena ada nyongkolan, tradisi arak-arakan pengantin Suku Sasak. Masih ada satu hari libur tersisa, kami gunakan untuk beristirahat sebelum kembali ke rutinitas. 

Pulau Sumbawa bisa jadi alternatif traveling, lho. Banyak tempat yang cantik di Sumbawa. Kami baru menjelajah sebagian wilayah Kabupaten Sumbawa Barat saja. Padahal Pulau Sumbawa itu besar, ada lima wilayah di sana. Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu. Gunung Tambora yang terkenal itu terletak di Kabupaten Dompu. Masih banyak tempat di Pulau Sumbawa yang ingin kami kunjungi, salah satunya adalah Pulau Moyo yang terkenal sampai ke mancanegara, yang pernah disinggahi oleh Mick Jagger, Kiper Timnas Belanda Edwin van der Sar, sampai Putri Diana. Keindahan Indonesia memang tak ada habisnya.
Di dermaga Pulau Kenawa


1 comment:

Music Video of The Week